Di bidang komputasi dan grafis komputer, hampir tidak ada orang yang tidak mengenal monitor 4K atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan monitor Ultra HD. Jenis yang satu ini mulai dikenal di beberapa produk desktop maupun smartphone high-end. Intinya sederhana: pengguna yang memiliki monitor 4D pada perangkat apapun bakal menikmati kesempatan untuk melihat lebih banyak detail pada objek yang ditampilkan layar.
Nah, monitor 4K rupanya sudah menjadi favorit banyak gamer maupun mereka yang menginginkan konten visual yang lebih jernih dan tajam. Mesti begitu, teknologi monitor 4K bukanlah hal yang sudah lama ada. Ia belum berusia setengah abad, jadi masih terbilang bau kencur di bidang teknologi komputasi. Mari kita tengok sejarahnya sejenak.
Kemunculan Teknologi 4K
Awalnya adalah kamera besutan Dalsa Origin yang merilis produk 4K yang diciptakan untuk tujuan sinematografis. Dan produk tersebut pertama kali dirilis pada tahun 2003 silam. Sebetulnya kalau mau ditelisik, bukan produsen game atau aplikasi yang memicu kemunculan layar 4K, melainkan Youtube.
Tahun 2010 silam, Youtube mulai mengembangkan dukungan untuk video 4K, sebagai respon atas dimulainya kebiasaan produsen kamera dalam merilis produk 4K ke pasaran. Pengguna Youtube mulai bisa menikmati video 4K dengan memilih opsi “Quality” pada quality settings, dan ini terjadi pada bulan Desember 2013 ketika opsi 2160p muncul di menu “quality”. Sebulan sebelumnya Youtube mulai menggunakan standar kompresi video VP9 yang menggantikan HEVC, yang disebut sebagai standar yang lebih cocok untuk format video 4K.
Sejak itulah demam 4K mulai merasuk ke pasar teknologi komputasi. Film dengan format gambar 4K mulai muncul di bioskop pada tahun 2011. Kemudian pada 2012 Sony merilis produk home theater 4K ke pasaran, pada tahun 2012.
Jadilah Sony dikenal sebagai salah satu produsen yang mempromosikan konten Ultra HD, di mana mereka menawarkan 70 judul film dan televisi yang bisa diunduh kemudian dinikmati lewat perangkat pemutar spesial yang memang didesain untuk kepentingan itu.
Di wilayah konsol, Sony dan Microsoft lewat PlayStation 4 Pro dan Xbox One S mulai memperkenalkan konten game dengan resolusi 4K. Game semacam itu tentu saja tidak bisa dinikmati dengan maksimal tanpa monitor 4K.
Lalu, apa itu 4K?
Resolusi 4K sebetulnya diartikan sebagai resolusi horizontal dalam satuan 4000 piksel, dan resolusi vertikal dalam satuan 2000 piksel. Resolusi 4K sudah menjadi standar dominan di industri film, televisi, dan media konsumen lainnya. Pasar untuk monitor televisi 4K bahkan naik drastis pada tahun 2014 dan 2015.
Di bidang PC desktop, ASUS, misalnya, merilis monitor PB 287 Q yang mendukung resolusi natif sebesar 3840×2160 piksel. Lalu ada Samsung yang baru saja merilis tiga monitor gaming 4K CFG70 di India. Popularitas monitor 4K sedang menanjak akhir-akhir ini.
OK, apakah Kamu Perlu Membeli Monitor 4K?
Tentu saja tidak ada yang bisa menyangkal kenikmatan konten visual resolusi 4K. Segala macam konten dan objek yang ditampilkan di atas layar terlihat sangat jernih dan renyah untuk dinikmati mata. Pendek kata, resolusi 4K menjanjikan kenikmatan visual yang jauh lebih mumpuni dibandingkan resolusi FullHD (1080p).
Hanya saja, keuntungan 4K hanya bisa dinikmati pengguna komputer atau laptop bila aplikasi yang diciptakan memang mendukung untuk itu. Bila kamu menggunakan beberapa aplikasi Windows yang penting (seperti Adobe Photoshop, misalnya), dan mereka dioptimalkan untuk monitor 4K, maka kehadiran monitor 4K bisa dibilang sangat perlu. Namun bila tidak, rasanya resolusi 1080p sudah lebih dari cukup.
Comments 1