Keamanan seseorang ketika berselancar di internet bukan hanya soal memasang program anti-malware atau anti-virus di laptop maupun komputer rumah. Lebih dari itu, keamanan juga adalah soal melindungi privasi dan data-data penting yang disetor ke internet (pola pribadi ketika melakukan browsing, misalnya). Aman ketika online adalah sesuatu yang mestinya dipelajari, bukan sesuatu yang ada begitu saja.
Faktanya, dunia internet merupakan sebuah ruang di mana keamanan dan privasi seseorang selalu diawasi – terutama oleh agensi periklanan. Ketika kamu melakukan pencarian Google, misalnya, peramban yang kamu gunakan bisa melacak perilaku pribadi dan kemudian menunjukkan iklan paling relevan untuk dilihat.
Fakta yang terlihat di depan mata bukan berarti sebuah keburukan. Namun kamu perlu waspada seandainya suatu saat pola pribadi ketika menggunakan fitur pencarian diendus oleh pihak-pihak jahat dan digunakan untuk mencuri yang paling penting dan yang disimpan di atas platform internet.
Twitter pernah mengalami hal buruk di bulan Juni 2016, ketika informasi login 32 juta penggunanya dijual di bagian pasar gelap di dunia internet. Ketika ini terjadi, Twitter memaksa penggunanya untuk mengganti kata sandi yang mereka gunakan. Tidak hanya Twitter, Dropbox juga pernah diretas pada bulan Agustus 2016, dan hasilnya lebih buruk: sekitar 68 juta kata sandi pengguna bocor ke internet.
Jadi yang paling penting untuk dilakukan ketika kamu berselancar internet adalah:
- Melindungi Password
Buatlah sebuah kata sandi yang sulit dijebol dan sulit ditebak juga. Lalu, jangan sekali-kali menggunakan satu kata sandi untuk semua situs di mana kamu perlu login ke dalamnya. Kalau nanti kata sandimu dijebol, maka orang itu akan memiliki semua akses ke akunmu.
Kalau cemas dengan kemungkinan lupa kata sandi, kamu bisa menggunakan beberapa program password manager seperti KeePass, misalnya. Program ini akan menyimpan semua kata kunci yang kamu gunakan di dalam brankas digital, yang hanya bisa diakses menggunakan satu kata sandi utama. Brankas itu bisa disimpan di komputer atau perangkat mobile lain seperti flash disk.
2. Gunakan fitur two-step verification
Kalau memungkinkan, gunakanlah two-step verification untuk membantu meningkatkan keamanan detil login. Two-step verification akan mempersulit seseorang yang berusaha untuk memperoleh akses login milikmu, sebab dia harus memverifikasi identitas pengguna sebanyak dua kali.
Cara paling populer adalah memberikan kata sandi, sekaligus kode verifikasi yang dikirim ke ponselmu. Metode lainnya adalah menggunakan kode PIN yang dihasilkan oleh perangkat khusus. Memang tidak semua situs dan layanan memberikan fitur keamanan two-step verification, namun bila memungkinkan, maka kamu harus menggunakannya.
3. Tetap tersembunyi ketika menggunakan peramban
Ini berarti kamu perlu menjadi ninja ketika menjelajahi internet menggunakan peramban tertentu. Dan terus terang saja ini mustahil dilakukan. Salah satu contohnya adalah Google, yang kendati memberi kesempatan bagi kita untuk tetap jadi ninja tak terdeteksi di internet, namun tetap saja terlihat. Google punya kebiasaan melacak pola pencarian yang kamu lakukan, untuk kemudian memberi sugesti iklan yang sesuai dengan pola tersebut.
Adakah cara untuk menghindari kemungkinan pelacakan? Tentu saja ada. Sebuah mesin pencari seperti DuckDuckGo, misalnya, tidak melakukan hal sama seperti Google. Mereka tidak melacak atau berusaha mengenali pola pencarian pengguna. Atau kalau kamu bisa menemukan mesin pencari yang lebih sedikit kadar komersilnya, maka ia akan membantumu tetap anonim selama menjelajahi internet.
Kalau begitu gimana dong? Waspada terhadap keamanan akun login dan menyimpan password di tempat lain – di mana hanya kamu yang bisa mengaksesnya – sepertinya menjadi dua cara efektif untuk membuatmu tetap merasa aman di internet.
Lain waktu kami akan berbicara lebih banyak tentang mengenskripsi email supaya kamu bisa tetap aman di internet.