Akhir-akhir ini mungkin Anda telah melihat penawaran promo dengan label “Black Friday”. Namun di kalangan masyarakat Indonesia sendiri istilah ini tidak sepopuler di negeri paman Sam sana. Sebenarnya apa arti dari Black Friday? Rahasia apa yang tersembunyi di balik ungkapan hari Jumat Hitam ini? Apa lagi yang dimaksud dengan Cyber Monday? Mengapa Anda harus menaruh perhatian akan hal ini? Mari kita telusuri bersama.
Kapan hari Black Friday dan Cyber Monday?
Black Friday dirayakan pada hari Jumat setelah liburan Thanksgiving di Amerika Serikat. Tahun ini jatuh pada tanggal 25 – 27 November 2016. Sementara Cyber Monday diadakan pada hari Senin setelah Black-Friday, yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 30 November 2016.
Siapa yang menemukan Black Friday?
Istilah ini telah ada sejak akhir abad ke-19, biasanya untuk menggambarkan bencana keuangan. Penggunaan pertama yang digunakan pada konteks belanja modern adalah pada tahun 1961, dalam sebuah artikel yang mencatat bahwa polisi New York menjuluki sebuah hari untuk sibuk berbelanja dengan istilah Black-Friday. Laporan serupa juga datang dari Philadelphia pada tahun 1966 dalam publikasi tentang “kemacetan lalu lintas dan keramaian besar”. Tujuannya adalah untuk mencegah pembeli keluar.
Mengapa Black Friday terjadi?
Pertama, Thanksgiving merupakan liburan besar terakhir menjelang Natal sehingga akan mengingatkan bahwa perayaan besar itu akan segera tiba dan perlu persiapan. Kedua, hari “off” kerja saat Thanksgiving dilirik para retailer untuk menawarkan spesial deal pada saat ‘Black Friday’ untuk menarik orang-orang datang ke toko mereka.
Bagaimana dengan Cyber Monday?
Cyber Monday sesungguhnya lebih mengarah pada online shopping, hari dimana banyak orang panik karena belum berbelanja saat Black-Friday. Mereka membuka PC dan mulai menelusuri online shop yang ada. Cyber Monday pertama kali dicetuskan oleh Ellen Davis, Senior Vice President di US National Retail Foundation pada tahun 2005.
Mengapa Black Friday dikaitkan dengan kekerasan dan masalah?
Sumber kali ini, Techradar menyebutkan sebagai human nature atau mungkin menurut kami sebagai trik marketing, yaitu membuat diskon sebesar-besarnya, kemudian menyediakan jumlah item yang sangat terbatas. Hal yang biasa disebut “doorbusters” ini membuat beberapa konsumen bertingkah layaknya mereka ada di dunia “The Walking Dead” (di US). Ya rata-rata hanya mengakibatkan luka ringan saja.
Lalu, apakah Black Friday & Cyber Monday merupakan kabar baik?
Bagi pencari barang murah, tentu saja jawabannya adalah “Ya!”. Tentunya dengan tetap menjadi pembeli “pintar” dalam memilih berbagai penawaran Black-Friday yang disuguhkan. Promo Black Friday secara online pun bisa menjadi alternatif bagi Anda yang memiliki waktu terbatas. Untuk gamer dan technophile, jangan lewatkan juga Black Friday deals dari Pemmz untuk produk-produk yang mungkin memang sedang menjadi incaran.
Happy Shopping Pemmzholics! 😀