Sama dengan sahabat kentalnya, Microsoft, Intel “sangat” terlambat masuk kepasar Tablet. Melihat kejayaan iPad yang seolah tanpa lawan, mereka berdua berfikir, mereka harus melakukan sesuatu.
Intel sudah lama mulai memproduksi processor CULV (Consumer Ultra-Low Voltage) hingga untuk produk tablet termasuk varian Haswell Core i3, i5 dan i7 yang ada pada Surface Pro 3, namun tetap memiliki kelemahan yang sama, konsumsi daya.
Akhirnya, tibalah perampingan die shrink di era Haswell. Menyandang Codename Broadwell, agak tak biasa, peluncuran sempat tertunda, dimana Intel sempat menjanjikan ketersediaan processor (termasuk processor desktop dan semua seri processor laptop) pada akhir 2014. Nyatanya, sampai CES 2015 berakhir, Intel baru mengumumkan beberapa seri CPU ULV mobile saja.
Nah kali ini kita kan bahas lebih dalam sebuah keluarga Broadwell yang didedikasikan untuk pasar 2-in-1 juga beberapa ultrabook nantinya, yakni Intel Core M.
Seperti versi Atom Baytrail, Core M ini juga fanless tapi dengan performa core i series. Kuncinya adalah arsitektur 14nm yang menjadikannya mampu menekan penggunaan daya di bawah 6W, bahkan sampai 4,5 W.
Penampang yang diperbarui otomatis memberikan design dimensi yang lebih ringkas. Perbandingannya bahkan hingga setengah dari penampang yang digunakan Haswell.
Intel melihat, pasar terbesar untuk produk 2-in-1 adalah mereka yang membeli PC 3 ~ 5 tahun lalu dan memutuskan untuk upgrade dalam tahun ini.
Intel juga meyakini, device berbasis Core M dapat merebut hati pengguna yang sebelumnya hanya mencari opsi dari Android dan iOS. Tentunya dengan multitasking khas Windows, penyimpanan file yang fleksibel dan kemampuan penuh Windows PC.
Saat ini, Core M hanya tersedia versi Dual Core saja dengan versi tertinggi, memiliki 1,3 Miliar transistor. L3 Cache 4MB-nya dibagi pakai oleh semua core termasuk gpu onboard-nya yakni Intel HD 5300 Graphics yang sudah mendukung penuh resolutsi 4K (3,840 x 2,160).
Terdapat tiga varian Core M yang kesemuanya hanya mengkonsumsi 4,5 Watt; 5Y70, 5Y10a dan 5Y10. Semua chip ini adalah CPU dual core dengan empat thread, namun hanya 5Y70 yang memiliki clock tertinggi hingga 2,6GHz. Diperkirakan, akan hadir satu SKU lagi setelah ketiga SoC ini.
Dengan Core M, Intel menjanjikan peningkatan performa grafis dan video hingga 7%. Untuk beberapa pekerjaan yang lebih berat, Core M bahkan masih lebih baik dari CPU notebook 4 tahun yang lalu (1st gen Intel core i5 ULV). Namun yang kita perlu garis bawahi adalah konsumsi daya antara 18 Watt VS 4,5 Watt. Woow.
Efisiensi pemakaian daya berarti penghematan battery di mana Intel sedang bicara tentang pemakaian battery yang 1,7 jam lebih lama dari generasi sebelumnya.
Jika memperhatikan tabel pemakaian umum pada komputer di bawah, sepertinya biasa saja. Tapi broadwell membawa efisiensi daya yang luar biasa sebagaimana ia mengintegrasikan Audio dalam single SoC-nya saat ini. Salah satunya fitur atas integrasi ini adalah Intel’s SmartSound audio processing technology yang memungkinkan system aktif hanya dengan isyarat suara.
Juga tertanam dalam platform Core M sebuah wireless 802.11ac (Intel Wireless-AC 7265) dan pada salah satu serinya yakni 5Y70, sudah mendukung Intel’s vPro yang diperuntukan kepenerapan aplikasi bisnis lewat Windows InstantGo dan Platform Trust Technology. Juga mendukung Intel Rapid Storage technology.
Nah masalah harga, sebenarnya Intel Core M ini disiapkan untuk pendamping device 2-in-1 yang memiliki range harga di atas US$900 (sekitar Rp. 11,5 juta). Namun, ternyata Intel berubah pikiran, dan melemparkan wacana bahwa Core M akan tersedia untuk device dengan harga yang lebih murah, sekitar US$500 (Rp.6,5 juta). Kita tunggu saja, OEM mana yang merilis lebih dahulu produk convertible dengan Core M versi terjangkau ini.