Hidup sehari-hari tidak pernah bisa lepas dari yang namanya nasib sial. Beberapa dari kita pernah mengalami betapa tidak mengenakannya ketika orang lain ikut campur dalam masalah rumah tangga. Artinya orang itu ikut campur dalam urusan yang seharusnya menjadi wilayah privat. Nah, kami ingin melanjutkan obrolan kita mengenai privasi, terutama yang berkaitan dengan dunia internet.
Baca juga: Melindungi Privasi Mutlak Perlu di era Internet of Things
Di tengah bombardir layanan internet, dan banyak di antaranya meminta data-data individual, dunia tidak pernah benar-benar bersih dari kasus pelanggaran privasi. Setidaknya ada lima kasus pelanggaran privasi di dunia internet yang sempat memancing kehebohan. Beberapa raksasa tech seperti Google, Facebook, dan Sony, misalnya, pernah terkait erat dengan skandal macam itu.
Dengan keyakinan bahwa privasi adalah sebuah harta mahal di era digital, kami merasa perlu menceritakan 3 kasus pelanggaran privasi yang pernah tercatat ada.
- Kasus Google Street View
Google pertama kali menambahkan fitur Street View pada 2007, yang sekarang menjadi bagian integral dari Google Maps. Sejak itulah raksasa internet itu berhadapan dengan banyak sekali pengaduan atas pelanggaran privasi, pembayaran denda, dan juga berhadapan dengan auditor eksternal.
Ketika dirilis, banyak orang resah dengan kemungkinan pelanggaran privasi yang dilakukan Google lewat produk mereka itu. Street View bisa menampilkan segalanya dengan gamblang, mulai dari seorang pria yang keluar dari lokasi pelacuran, lokasi sensitif, orang-orang yang memasuki daerah panas, dan lain sebagainya. Walau Google sudah membekali diri dengan pembatasan fitur (di antaranya fitur penghapusan gambar dan menambahkan fitur blur pada wajah seseorang dan plat nomor kendaraan), namun mereka harus berperang dengan otoritas Belgia, Perancis, Swiss, Korea Selatan, dan Jerman.
Otoritas Perancis, misalnya, mendenda Google sekitar $142,000 di bulan Maret 2011 karena pelanggaran privasi. Meski pemerintah Inggris pernah memberi skor positif untuk peningkatan kualitas perlindungan privasi pengguna Street View, namun di sisi lain Google diberi mandat oleh FTC untuk taat pada audit kebijakan privasi yang dilaksanakan secara rutin untuk 20 tahun ke depan.
2. Facebook Apps dan Pelanggaran Privasi
Di atas baru satu contoh yang bisa disebut. Pada bulan Oktober 2010, Facebook mengaku dengan gamblang bahwa beberapa aplikasi yang melekat padanya, seperti Texas Hold’ em dan FarmVille, ketahuan membagi data individu pengguna, termasuk nama pengguna dan nama teman pengguna. Data itu dibagi ke pengiklan.
Investigasi yang dilakukan Wall Street Journal menguak pelanggaran privasi di Facebook dan waktu itu diduga ada sepuluh juta pengguna Facebook yang kena getahnya. Angka itu termasuk sejumlah pengguna Facebook yang menggunakan pengaturan privasi secara ketat.
Singkat cerita, Facebook berhadapan dengan masalah serius ketika mereka mengalihkan nomor ID pengguna ke perusahaan iklan, yang biasanya terjadi ketika pengguna melakukan klik iklan. Pada November 2011, Facebook bermasalah dengan U.S Federal Trade Commission karena beberapa insiden terkait dengan pelanggaran privasi pengguna. Sejak itulah mereka setuju untuk diaudit oleh pihak ketiga secara rutin selama 20 tahun.
3. Spuware di CD Sony
Tahun 2005 merupakan momen di mana Sony BMG terkena masalah pelanggaran privasi, dan ini terjadi justru karena fitur anti-pembajakan yang disebut sebagai XCP, yang ditanamkan ke dalam CD musik produksi Sony.
Sialnya, XCP itu malah membuat komputer pengguna terganggu. Ketika CD musik dimasukkan ke dalam optical drive, secara otomatis CD tersebut memasang program tersembunyi yang merekam IP Address pengguna dan mengirimnya balik ke Sony. Itulah kenapa program itu malah menjadi spyware, yang kemudian membuka celah di komputer pengguna yang memasang CD musik Sony BMG.
Sony membuat sebuah backdoor di dalam komputer pengguna. Kritik bertubi-tubi pun dialamatkan ke Sony, yang waktu itu memutuskan menarik semua CD yang sudah beredar di pasaran, dan mereka juga menawarkan tool gratis untuk menghapus program spyware XCP.
Tidak hanya sampai di situ, gugatan kepada Sony dilayangkan di sejumlah wilayah di Amerika Serikat, termasuk California, New York, dan Texas. U.S Federal Trade Commission bahkan memerintahkan Sony membayar $150 kepada pengguna yang komputernya rusak karena XCP.