AMD Radeon RX VEGA 64, Hmm.. Seberapa bombastis sih produk Video card ini? Dan dimana pula posisi performanya dibanding Video card kelas high-end dari kompetitornya? Dan yang paling utama yang ingin kita infokan, seberapa baik produk ini diterima dikalangan enthusiast, khususnya di komunitas PEMMZ yang mayoritas, anak bangsawan. Hahahaha…
-
Fakta-Fakta Seputar AMD Radeon RX VEGA
Kalian pasti sudah juga banyak melihat artikel tentang RX Vega, baik overview hingga full review. Nah, untuk itu, mari kita rangkum dulu beberapa fakta tentang AMD Radeon RX VEGA
-
Spesifikasi AMD Radeon RX Vega 64
* Memory : 8GB 2048-bit HBM2
* Interface : PCI Express x16
* Boost / Base Core Clock : 1546 MHz / 1247 MHz
* Memory Clock Speed (MHz) : 945 MHz
* Output : DisplayPort x 3 / HDMI x 1
* Virtual Reality Ready : Yes
* Maximum Displays : 4
* HDCP Support : Yes
* DirectX Version Support : 12
* OpenGL Version Support : 4.5
* Multi-GPU Technology : Crossfire™, 4-Way (Bridgeless)
* Card Dimension(mm) : 280 x 127 x 40 mm
* Card Weight (g) : 1065 g / 1573 g
* Recommended PSU (W) : 750 W
* Power Connectors : 8-pin x 2
Seperti yang dijanjikan AMD, VEGA 64 akan hadir dengan HBM2 Memory. Sedikit info tentang HBM2, ia merupakan jenis GDDR hasil kolaborasi Radeon, Hynix dan Samsung. HBM2 menjanjikan bandwith yang jauh lebih lebar sebab ia berdimensi jauh lebih kecil dan ditanam langsung dalam die GPU, Seperti halnya L1 dan L2 cache pada CPU. Karenanya, HBM2 Memory memiliki bandwith ekstra lebar dan punya kelebihan dapat berbicara langsung dengan GPU Chip. Di kesempatan lain, kita akan ulas lebih dalam tentang HBM ini. Sabar ya.
Nah, sebagai informasi, GPU lain seperti GTX 1080 buatan Nvidia, menggunakan bandwith memory 256-bit. 1/10 dari bandwith HBM2 pada AMD Radeon VEGA 64 yang mencapai 2048-bit. Jauh sekali bukan? Lalu, bagaimana HBM2 ini membantu meningkatkan performa VEGA 64 khususnya untuk kebutuhan gaming dan rendering?. Di bawah adalah salah satu contoh peningkatan dari GDDR5 vs HBM 2.
-
Posisi dan Target Market AMD Radeon RX VEGA
Hal kedua yang banyak pihak ingin tahu selain spesifikasi tentu saja adalah harga. Awalnya, VEGA 64 diposisikan untuk memberi solusi yang lebih terjangkau untuk yang mencari GPU card sekelas Geforce GTX 1080. VEGA 64 sendiri saat diperkenalkan punya target harga $499. Dimana GTX 1080 sendiri, versi Fouder dibanderol di harga $599 kala itu. Gap sebesar $100 pastinya makin membuat RX Vega 64 ini menggiurkan. Namun agaknya tidak akan terjadi di Indonesia. Yang banyak ditemui di pasaran saat ini, kedua produk ini bersaing ketat di level harga yang sama. Sebagai contoh, versi reference besutan MSI di jual dengan harga 11,500,000 di PEMMZ.com.
Jujur, Hadirnya AMD Radein RX Vega agak sedikit mengejutkan buat Kami. Pasalnya, AMD sebelumnya terkesan hanya fokus pada pasar menengah kebawah dengan RX 400 dan RX 500. Artinya, selama 2 (dua) tahun, AMD membiarkan Nvidia mengeruk sendirian manisnya pasar high-end GPU. Terlepas dari kemampuan yang belum tergali pada RX VEGA 64, untuk saat ini kami harus akui, harganya belum kompetitif. Tapi, untuk pasar high-end, harga kerap kali pertimbangan nomor 18. Sebab itulah, kami tetap tertarik menggali AMD Radeon RX VEGA 64 ini.
-
Konsumsi Daya
Nah, hal ketiga adalah tentang konsumsi daya yang ia perlukan. Melihat dari spesifikasi di atas, ia membutuhkan PSU berkapasitas 750 Watt. Tapi jangan kaget dulu, itu merupakan requirement di atas kertas. Pada kenyataannya, RX Vega 64 mampu berjalan maksimal hanya dengan PSU bekapasitas 500 Watt kok. Pastinya, ada alasan khusus mengapa AMD merekomendasikan Power Suply berkapasitas sebesar itu untuk pengguna RX Vega. Salah satunya adalah, RX Vega menawarkan kemampuan overclock yang jauh lebih baik dari seri Radeon sebelumnya. Dan untuk mendukung overclocking, dibutuhkan PSU yang benar-benar mumpuni. Di pasaran, PSU dengan range daya 750 Watt, jarang ditemukan yang kualitasnya abal-abal. Nah, bisa jadi, itu yang dihindari AMD.
Selama pengujian, konsumsi daya si AMD Radeon RX VEGA 64 ini bisa dibilang, kurang bersahabat dengan tagihan listrik. Kecuali Posisi Idle yang mengkonsumsi daya 85 watt, menurut kami, masih bisa dimaklumi. Sedangkan untuk konsumsi daya rata-rata, dengan avarage usage 91%, dan Putaran Kipas rata-rata 41%, kami perhatikan ada di 186 Watt. Lalu bagaimana saat GPU card ini di panggang? In game, kami lihat VEGA 64 ini paling haus daya. Ia bisa mengkonsumsi daya hingga 450 Watt. Sedangkan synthet
Ok, apakah ke 3 (tiga) poin di atas sudah memenuhi ekspektasi anda? kalau belum, berarti tinggal poin ke 4 (empat) yakni tentang performa, baik performa GPU maupun cooling system, yang bisa jadi menentukan keputusan anda tentang, layakkah AMD Radeon RX VEGA 64 ini dibeli?.
-
Performa AMD Radeon RX VEGA 64
Pada dasarnya, RX Vega 64 ditargetkan untuk pengguna yang lebih hardcore dengan minimum resolusi monitor 1440p. Sebaliknya, pengguna kelas 4K juga berharap, RX VEGA 64 punya solusi yang lebih baik dari GTX 1080. Sebab terdapat sedikit kendala menghadirkan monitor 4K, sementara, silakan di nikmati in game benchmark AMD Radeon RX VEGA 64 versus Geforce GTX 1080 berikut.
-
Temperatur & Performa Cooling System
Dari sisi temperatur, VEGA 64 ini juga tergolong “galak”. Via GPU Z log, temperature saat full load tembus 80°C. Sedikit penerawangan dengan membandingkan hasil uji temperatur versi pabrikan, memberi asumsi performa pendingin bawaan RX VEGA yang kami review ini kurang nendang. Walau AMD punya target db level rendah dengan menggunakan single fan, wajib diakui bahwasannya penggunaan multifan adalah solusi untuk menjinakkan peningkatan temperatur pada VEGA 64. Nah, sebagai informasi. AMD juga merilis RX VEGA 64 dalam versi water cooling yang merupakan solusi menyeluruh. Anda dapatkan performa cooling system yang lebih baik, sekaligus noise yang minim.
Kesimpulan
VEGA 64 menjadi hype salah satunya karena ia merupakan alternatif bagi pasar GPU high-end yang sudah sudah dikangkangi pemain lama 2 tahun belakangan ini. Terus terang, test yang kami lakukan belum bisa dibilang menguras seluruh kemampuan RX VEGA 64 ini. Karena fokus pemmzchannel memang ke gaming, jadi mohon maaf jika test dengan beban komputasi kelas profesional seperti Cad software dan kawan-kawan, belum bisa kami hadirkan. Mungkin sekali, ia lebih powerfull di ranah profesional.
Beberapa kali kami temukan system tidak stabil dengan gejala tersendat sendat. Harapannya, AMD bisa mematangkan kembali sisi software untuk VEGA 64 ini agar dari sisi user experience, lebih stabil lagi. Nah, bagaimana pendapat pembaca sekalian tentang AMD Radeon RX VEGA 64 ini? termasuk juga terkait harganya di Indonesia. Jika ada hal yang ingin ditambahkan, kami tentu akan senang sekali mendiskusikannya di kolom komentar.