Orang memang harus mengakui kedigdayaan Intel di bidang CPU/mikro-prosessor, di mana nama tersebut sudah sejak lama mendominasi pasaran prosessor. Meski demikian bukan berarti Intel tidak punya pesaing. Adalah AMD yang menjadi satu-satunya pesaing Intel sejak lama, kendati harus diakui bahwa produk CPU mereka, terutama yang dilabeli high end, belumlah sebaik apa yang ditawarkan oleh Intel. Jadi untuk sementara waktu Intel masih menang atas AMD.
Akan tetapi segalanya bukan mustahil berubah, terutama berkat kehadiran Ryzen, prosessor terbaru besutan AMD yang membuktikan bahwa beberapa hal bukan berarti mustahil terjadi di tengah pertarungan yang selalu dimenangkan Intel. Situs PC World, misalnya, beberapa hari lalu merilis hasil benchmark yang mempertarungkan chipset AMD Ryzen 7 (dari kelas flagship) dengan Intel Core i7. Dan hasilnya: angka benchmark yang keluar mengindikasikan bahwa CPU terbaru besutan AMD itu sebagai satu yang sama impresifnya dengan produk Intel Core i7.
AMD Ryzen 7 dirilis dalam tiga varian sekaligus, yakni 1700, 1700X, dan 1800X. Yang paling rendah kemampuannya adalah 1700, sementara yang paling tinggi adalah 1800X. 1700X berada di tengah-tengah mereka berdua. Dalam sebuah demo AMD yang dikutip langsung oleh PCWorld, terlihat bahwa delapan inti AMD Ryzen 1700X mampu mengimbangi kemampuan delapan inti yang ditawarkan oleh Core i7-6900K.
Angka benchmark yang muncul dalam serangkaian tes menggunakan software CineBench yang mempertarungkan Ryzen 7 1800X dengan Intel Core i7 bahkan memperlihatkan kemenangan AMD atas Intel, dengan angka 1.601 versus 1.542. Dalam tes Handbrake, Ryzen menunjukkan bahwa anak baru itu menang atas CPU Intel Core i7, yang ternyata berjalan sedikit lebih lambat dibandingkan Ryzen ketika digunakan dalam gaming. Kali ini boleh dibilang bahwa pemenangnya adalah AMD.
Apa Rahasia AMD?
Meski terlihat sangat menjanjikan dari segi performa, AMD sebetulnya memiliki rahasia lain yang membuat mereka berada di depan Intel kali ini. Dari segi produksi, AMD membuat konfigurasi di mana dua quad-core CPU pada mode dual-channel, dan menambahkan dua keeping RAM untuk menyokong kinerjanya.
Merk seperti Ryzen sebetulnya mengekspresikan daya sekaligus efisiensi dari core X86 yang disebut “Zen”. Core yang satu ini, menurut AMD, menawarkan kebaruan dari segi performa sekaligus efisiensi yang tinggi. Lalu, apa saja sebetulnya yang ditawarkan oleh AMD lewat core “Zen” andalan mereka?
Pertama-tama adalah ‘Pure Power’, yang mengacu pada pengoperasian prosessor dalam senyap dan temperatur rendah, yang dimungkinkan oleh tiga hal, yakni desain sirkuit yang dioptimalisasi, sensor, dan kecerdasan mesin yang efisien. Ketiganya membantu prosessor untuk senantiasa memonitor voltase, kecepatan serta temperatur dengan sempurna.
Lebih jauh lagi, penggunaan daya yang lebih rendah dimungkinkan berkat adaptive control yang mengatur seberapa besar daya yang digunakan CPU. Semua hal yang dibenamkan di dalam CPU Ryzen menjadi memungkinkan berkat teknologi yang disebut dengan SenseMI. Ini mengacu pada teknologi yang mengatur, mengadaptasi, sekaligus membantu prosessor untuk mempelajari lingkungan di mana dia dioperasikan. Terlebih lagi, teknologi tersebut mengkombinasikan lebih banyak kelebihan lain dalam hal efisiensi, platform, arsitektural, teknologi prosessor, efisiensi, guna memenuhi permintaan pengguna antusias, dan terutama para gamers.
Untuk sementara AMD selangkah berada di depan, dibandingkan pesaing beratnya. Setelah terbiasa di posisi underdog, Ryzen kini diharapkan bisa melampaui apa yang sudah ditawarkan oleh produk high-end Intel yang merajai pasar kebanyakan produk CPU yang dikhususkan untuk para gamers.
Comments 4