Asus ROG, nama ini sudah tidak asing bagi sobat pemmzchannel yang pastinya sebagian besar adalah gamer. Namun di negeri kita yang tercinta Indonesia, produk Asus ROG hanyalah terbatas pada berbagai Laptop Gaming dan juga komponen seperti Motherboard dan Graphics Card yang semuanya berkualitas tinggi. Namun kini di Indonesia Asus ROG sendiri mulai meluncurkan gaming peripheral mereka, pada kesempatan kali ini kita akan mengintip salah satunya. Berikut Review Asus GX1000 Eagle Eye Gaming Mouse.
Kita mulai pada desain dan eksterior, Asus GX1000 tidak terasa besar maupun kecil. Namun yang membedakan dari kebanyakan gaming mouse, Asus GX1000 memiliki finish berlapis aluminium. Untuk bentuk sendiri gaming mouse ini memiliki bentuk seperti jam pasir, agak ramping pada bagian tengah. Mouse dapat digunakan untuk tangan kanan maupun kiri, namun sayang sekali tiga tombol pada samping mouse hanya terdapat pada bagian kiri.
Pada bagian kanan, seperti yang telah dibahas terdapat 3 tombol yang dapat kamu ubah sesuka hati. Pada bagian atas terdapat scroll dan pengatur DPI hingga 4 tingkatan. Untuk bagian bawah sendiri terdapat pengatur profil yang dapat ditandai dengan perubahan warna LED pada bagian belakang mouse. Selain itu terdapat kompartmen yang kamu dapat buka untuk menambahkan pemberat. Desain ini cukup elegan dan tidak mudah lepas, namun yang membingunkan Asus masih menginclude pemberat walaupun GX1000 ini sudah cukup berat dengan bobot 135 gram.
Pemmzchannel sudah menggunakan dan mencoba berbagai macam gaming mouse, obviously. Dan problem utama dari Asus GX1000 langsung terasa seketika. Pilihan desain bersudut memang enak dilihat, namun ketiga digunakan sangatlah tidak nyaman. Asus GX1000 terasa melelahkan dan bahkan sedikit membuat nyeri telapak tangan. Mouse ini didesain untuk para gamer dengan palm grip. Namun dengan grip tersebut telapak tangan akan bersandar pada bagian belakang mouse yang dimana terdapat banyak sudut sudut tajam. Dan menggunakan mouse dengan claw grip akan membuat lelah pergelangan tangan.
Untuk internal sendiri, Asus GX1000 mengunakan Avago 9800 Laser Sensor yang memiliki jarak DPI mulai dari 50 hingga 8200. Sedangkan untuk klik kanan dan kiri menggunakan switch Omron D2FC yang memiliki proyeksi umur hanya 5 juta klik, cukup rendah dibandingkan banyak gaming mouse lain pada range harganya yang memiliki switch Omron dengan umur 10 hingga 20 juta klik.
Untuk performa,Asus GX1000 memiliki akurasi dan pergerakan yang cukup baik. Setelah memakai belasan atau bahkan puluhan gaming mouse, saya sendiri sudah dapat mengenali berbagai karakteristik dari sensor gaming mouse. Avago 9800 terkenal dengan masalah hardware acceleration nya, yang membuat pergerakan mouse secara tiba tiba menjadi tidak akurat. Problem ini langsung terasa jelas saat melakukan testing. Dalam pergerakan ringan saat bermain secara casual Asus GX1000 terasa akurat dan memiliki tracking yang baik. Namun ketika saya berubah menjadi style kompetitif dalam game seperti CSGO, masalah pada akselerasi langsung terasa.
Demikian lah review Asus GX1000 Eagle Eye. Let us know what you think in the comments. Semoga dapat membantu para sobat semua dalam memilih gaming mouse terbaru kalian. See you next time.