Euforia kehadiran Samsung Galaxy Note 7 harus ditunda terlebih dahulu, setelah maskapai nasional Garuda Indonesia melarang pengguna Galaxy Note 7 untuk memasukkan perangkatnya ke bagasi pesawat. Kendati demikian, pengguna perangkat Note 7 masih diperbolehkan membawa ponselnya ke dalam pesawat, meski terlarang bagi pengguna untuk mengisi baterainya.
Melalui rilis resmi yang juga tersebar lewat jejaring media sosial, Garuda Indonesia mengumumkan:
Sehubungan dengan dikeluarkannya pengumuman FAA perihal adanya bahaya dari perangkat Samsung Galaxy Note 7, bersama ini kami sampaikan bahwa setiap penumpang Garuda Indonesia yang memiliki perangkat Samsung Galaxy Note 7 untuk dapat me-nonaktifkan perangkat tersebut setiap saat selama penerbangan, dan penumpang dilarang untuk mengisi ulang baterai perangkat tersebut selama dalam pesawat. Perangkat tersebut juga tidak diperkenankan untuk diletakkan di bagasi tercatat milik Anda.
Himbauan yang nadanya lebih menjurus kepada larangan itu dikeluarkan terkait dengan produk Galaxy Note 7 yang rencananya bakal ditarik dari pasaran. Ya, Samsung memang berniat menarik seri Note terbarunya itu dari pasar global mengingat kualitas baterainya yang disebut-sebut bermasalah.
Samsung Menarik 2.5 juta Unit Galaxy Note 7
Dari pihak Samsung, kabar yang muncul pun tidak begitu mengenakkan terutama bagi telinga konsumen setia. Sebelum Garuda Indonesia mengeluarkan himbauannya, Samsung sudah lebih dulu mendesak konsumennya untuk menghentikan penggunaan Note 7. Desakan keluar karena ada resiko baterai meledak. Pekan lalu vendor asal Korea Selatan itu baru saja menarik 2.5 juta unit Samsung Galaxy Note 7 dari pasaran setelah ada laporan meledaknya perangkat selama pengisian baterai.
Melalui rilis resmi, Samsung mengatakan bahwa semua perangkat Note 7 akan diganti pada 19 September 2016. Sebelum tanggal tersebut, Samsung meminta pelanggan untuk mengembalikan perangkat yang telah dibeli, sekaligus meminta pelanggan untuk me-nonaktifkan perangkatnya sampai mendapatkan pengganti yang lebih sehat. Mengembalikan perangkat Note 7 ke tempat pembelian lebih awal berarti kesempatan bagus untuk mendapatkan pengganti secepatnya.
Note 7: Perangkat yang Populer
Orang tentu masih ingat betapa bangganya pimpinan Samsung ketika mereka mengumumkan perilisan Note 7. Awal Agustus silam, Samsung mengklaim bahwa perangkatnya itu merupakan ponsel paling canggih yang pernah dibuat. Note 7 adalah varian Note terbaru yang menonjokkan unsur hiburan serta produktivitas yang diperkuat dengan sistem keamanan terbaru, yakni teknologi pemindai selaput mata.
Kabar baik kemudian menyeruak kala Note 7 akhirnya dijual di pasaran. Respon pengguna dari seluruh penjuru negara sangat tinggi, ditandai dengan ludesnya pemesanan di seluruh dunia. Samsung bahkan sampai kewalahan memenuhi permintaan konsumen akan Note 7 yang begitu tinggi. Hal serupa juga terjadi di Indonesia.
Sayangnya kabar buruk terlalu cepat datang. Belum genap sebulan dirilis, muncul berbagai keluhan dari pengguna Note 7, dimana mereka mengaku bahwa perangkatnya meledak ketika proses pengisian ulang baterai dijalankan. 35 keluhan terhadap baterai Note 7 masuk ke Samsung pada 1 September 2016. Meledaknya baterai perangkat tersebut mendominasi di antara keluhan yang masuk. Bahkan sampai ada insiden ledakan yang menimbulkan kebakaran sekaligus melukai pengguna Note 7.
Menurut sejumlah informasi, proses penarikan Note 7 dari pasaran akan dimulai pada 19 September sampai bulan Maret 2017. Statistik menyebut ada 400 ribu konsumen yang terkena dampak kebijakan tersebut, sementara analisis lain menyebut ada sekitar 1.6 juta unit Note 7 yang baterainya cacat. Meski ada kasus yang melibatkan baterai Note 7, varian lain yang juga diproduksi oleh Samsung masih tergolong aman. Artinya, perangkat lain yang diproduksi oleh Samsung tidak terkena dampak masalah yang timbul pada ponsel Galaxy Note 7.