Banyak orangtua yang melarang anaknya untuk bermain game karena menganggap bahwa game akan membuat seorang anak kecanduan dan menghabiskan waktu yang sangat lama hanya untuk bermain. Pandangan ini tidak salah sepenuhnya, namun tidak baik juga jika kita terus menerus memaksa anak untuk belajar, sekolah dan les saja.
Anak yang belajar terus menerus, secara psikologis akan mengalami sebuah ketakutan bahkan trauma yang akan mengakibatkan dia cenderung memberontak atau menghindari apa yang disebut dengan “belajar” tersebut. Jika hal ini terus berlanjut, maka anak Anda bisa jadi “berontak” dan atau menjadi orang yang cenderung pasif serta bergantung pada orang lain (bisa jadi karena Anda yang menentukan semuanya dan tidak memberinya kebebasan untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya).
Umumnya mereka akan merasa tertekan dan memiliki imajinasi yang tinggi dengan kreatifitas yang kurang terasah. Pada kasus tertentu anak bahkan bisa “lari” dari kehidupan nyata atau bahkan meninggalkan rumah. Apa Anda tahu bahwa game juga bisa menjadi setitik embun yang akan menyegarkan pikiran anak. Selain itu kreatifitas anak akan bertambah, begitu juga dengan motoriknya. Sebab dalam game, dia akan memecahkan soal-soal dan kasus-kasus yang ada.
Mengapa game bisa mempercepat proses belajar? Karena saat orang bermain game, umumnya mereka tidak memiliki rasa tertekan dan terkadang bahkan tertantang untuk mendapatkan peringkat yang lebih baik. Sedang saat belajar, mereka merasa tertekan terutama jika mereka belajar karena paksaan dari orangtua atau untuk melewati ulangan.
Dengan adanya jeda waktu untuk mereka bermain, maka mereka sedang mengisi kembali energi mereka. Mereka akan kembali segar dan bersemangat, tentunya diiringi dengan istirahat yang cukup.
Game berfungsi sebagai penghilang stres terutama game-game ringan dan edukasi yang mampu melatih kecerdasan serta menambah pengetahuan anak. Seperti kuis Who wants to be millionaire, Cooking Mama, Typer Shark dan lain-lain. Lantas bagaimana dengan game-game RPG dan action? Game RPG menuntun anak untuk mencari solusi dan jalan keluar, sedangkan game action membantu anak untuk melatih motorik dan respon mereka.
Mungkin Anda sudah terlalu sering mendengar berita mengenai buruknya sikap dan perilaku serta kesehatan anak yang bermain game, bahkan yang paling ekstrim adalah berita kematian dari seorang remaja yang bermain game online. Karena itu mungkin Anda menjaga ketat anak Anda untuk tidak bermain game. Namun itu tidak akan menjadi sebuah solusi yang baik, karena pada dasarnya seseorang semakin dilarang, semakin penasaran dan ingin mencoba.
Lantas apa yang harus kita lakukan untuk mengantisipasi dampak buruk dari game? Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memilah game untuk anak Anda, sedari kecil ajarkan dia untuk bermain game-game edukasi. Kebiasaan yang dibentuk dari kecil akan mempengaruhi pola pikir dan kesukaannya.
Hal kedua yang harus Anda lakukan adalah meluangkan waktu untuk menemaninya bermain. Selain mendekatkan diri dengan anak Anda, Anda juga bisa menanyakan mereka mengenai apa yang mereka suka dari game tersebut.
Hal ketiga yang harus Anda lakukan adalah mengajaknya untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan dan kegiatan yang mengharuskan dia bertemu dengan banyak orang seperti acara temu keakraban dan lain-lain. Hal ini perlu dilakukan agar dia tidak menjadi tertutup dan bisa berkomunikasi dengan baik di dunia nyata, selain membangun relasi, juga dapat melatih kreatifitasnya.
Berikutnya adalah menjadi sahabat mereka, buat mereka nyaman dan percaya pada Anda sehingga mereka mau berbagi masalah dengan Anda dan tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah. Kita tidak bisa membatasi mereka dalam bergaul, tapi setidaknya bisa meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi.
Hal yang tidak kalah penting adalah beri contoh kepada mereka, karena anak Anda akan mencontoh Anda secara sadar atau tidak. Jadi jika Anda ingin anak Anda menjadi anak yang baik, maka beri contoh yang baik padanya.
Hal berikutnya yang bisa Anda lakukan adalah memberinya reward dan tantangan untuk memacu semangatnya dalam belajar. Karena setiap orang memiliki motivasi dalam melakukan setiap kegiatannya. Tanpa motivasi, mereka tidak akan mencapai hasil yang maksimal.
Belajar memang penting, namun jika terlalu dipaksakan malah akan memberi dampak yang buruk bagi perkembangan anak. Segala sesuatu tidak akan baik jika terlalu berlebihan. Beri mereka kebebasan namun tetap bertanggung jawab. Untuk Anda yang baru memiliki anak, didik mereka dari kecil dengan kebiasaan-kebiasaan baik.
Untuk Anda yang dengan anak kecanduan bermain game, bisa membantu mereka untuk mengurangi kebiasaan tersebut dengan cara mengajak mereka untuk mengunjungi museum, pameran robotic, atau tempat-tempat lainnya yang mendidik. Anda juga bisa memotivasi mereka lewat game tersebut, seperti misalnya Anda menantangnya mendapat nilai 90 untuk mendapatkan sebuah mouse gaming Orochi misalnya. Ingat, tantang dia dan lihat seberapa besar usahanya.
Namun apa cara di atas menjadi efektif? Bukan kah pemberian hadiah akan membuat anak jadi termotivasi hanya karena hadiah? Bagaimana jika nanti tidak ada hadiah? Apa mereka tidak akan termotivasi?
Efektif atau tidak cara tersebut sangat tergantung pada bagaimana cara Anda menantang dan memberikan hadiah tersebut. Misalnya saja anak Anda ternyata tidak mendapat nilai yang baik sesuai target Anda, namun dia sudah berusaha, maka berikan dia hadiah yang telah dia inginkan. Beritahu dia bahwa Anda memberi hadiah tersebut karena dia telah berusaha sebaik mungkin. Jadi bukan karena nilai yang dia dapat. Namun tentunya harus ada pantauan mengenai sejauh mana perkembangannya untuk menilai apakah metode ini efektif atau tidak. Karena cara yang sama mungkin saja akan memberi hasil yang berbeda bagi setiap anak. Karena tidak semua anak bisa menerima tantangan dan tergantung dari bagaimana Anda menantangnya.
Anda boleh memberinya hadiah, namun jika terlalu sering maka hal itu tidak lagi menjadi istimewa dan malah menjadi sebuah keharusan. Jadi apa yang harus Anda lakukan adalah dengan memberinya hadiah di saat-saat spesial saja, seperti misalnya saat kelulusan. Katakan pada buah hati Anda bahwa hadiah yang Anda berikan adalah sebagai tanda bahwa Anda menyayangi mereka dan karena prestasi mereka. Beri mereka sebuah pujian yang tidak berlebihan. Berikutnya jangan beri dia hadiah lagi sambil Anda melihat bagaimana reaksinya.
Motivasi tidak hanya datang dari hadiah, namun juga datang dari berbagai faktor. Anda dapat memberinya sebuah kejutan yang tidak dia duga. Seperti misalnya Anda mengambil cuti sehari dan menemaninya ke tempat yang dia suka tanpa memberitahu sebelumnya.
Kejutan bentuknya tidak selalu fisik atau materiil, namun bisa berupa perhatian dan pertolongan. Intinya, sesuatu akan menjadi istimewa jika didapat dengan perjuangan dan langka. Karena itu Anda harus pintar-pintar dalam memacu semangat anak Anda dengan metode hadiah, kejutan, atau reward.
Metode lain yang bisa Anda gunakan untuk membantu anak Anda memiliki motivasi belajar adalah dengan cara membantunya mengetahui apa keinginan dan masalah mereka dalam belajar. Ada anak yang lebih mudah belajar secara visual, ada yang lebih mudah secara audiotori dan ada yang belajar lebih mudah dengan gabungan keduanya. Dengan mengetahui masalah mereka, maka Anda bisa tahu langkah apa yang akan Anda ambil.
Dampak negatif akan selalu ada, namun kuncinya ada pada bagaimana cara Anda mendidik dan memotivasi anak-anak Anda. Game memiliki dampak buruk, namun di lain sisi game akan sangat membantu anak-anak untuk mengendurkan ketegangan dan membuat anak menjadi lebih kreatif dan responsif. Pilih game-game edukasi yang ringan namun mendidik untuk menjadi alternatif pengusi kebosanan dan kejenuhan anak dalam belajar. Jangan larang mereka, namun ajarkan mereka mengenai kebebasan yang bertanggung jawab.
Ryu Kiseki
Artikel yg menarik.
Salam,
http://rssbisnis.wordpress.com